Follow us on facebook

Selasa, 19 Maret 2013

Doraemon & Nobita



Dalam sebuah short movie Doraemon yang menceritakan kelahiran Nobita. Saya mendapatkan sebuah keharuan dalam alur cerita itu. Meski dibeberapa tayangan dibalut dengan adegan lucu, namun keharuan film tersebut tidak hilang. Film yang menceritakan tentang kelahiran Nobi Nobita ini memberi beberapa pesan yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam mendidik anaknya, atau sebaliknya sikap anak terhadap orang tua. Bagi saya, film ini sangat seru. The Day When I Was Born. Nobita, hari ketika aku dilahirkan.






Nobita sedang berbahagia. (Koleksi gambar di Facebook pribadi)


Suatu hari…


Tam tam tam tatam.. ta ta ta tatam.. tam tam tam tatam… Begitu cerianya Nobita dalam perjalanan pulangnya dari sekolah, dia menyanyai penuh kegembiraan. Langkahnya begitu dibuat-buat sehingga ia seperti sedang menari di atas dunia di hari yang cerah. Dalam nyanyian keceriaannya, di tengah perjalanan dan di dekat sebuah pohon rindang, dia mendapati sekumpulan semut yang berbaris panjang membentuk garis hitam, semut itu berbondong-bondong dan mondar-mandir di jalanan. Nobita memperhatikan semut-semut itu dengan penuh tanya. Di sebrang jalan yang menghubungkan barisan semut itu dengan lubangnya, ada sebuah permen lolipop. Nobita menyimpulkan semut itu sedang bekerjasama memindahkan permen itu untuk di bawa ke dalam lubangnya. Nobita meski anak yang bodoh tapi dia baik hati, diambilnya permen itu dan dipindahkan ke dekat lubang semut-semut itu. Sebetulnya itu tindakan yang menganggu prilaku alamiah semut, namun bagi Nobita itu sebuah pertolongan yang berguna. Meski akhirnya semut itu kehilangan “magnet” yang mempersatukannya dalam barisan yang rapi, sebab setelah Nobita memindahkan permen itu, semut-semut itu gerakannya jadi liar tidak menentu, barisannya buyar dan terpencar-pencar mencari permen yang dipindahkan Nobita. Bahkan beberapa semut memanjat kaki mungil Nobita, membuatnya merasa terganggu, lalu dia melarikan diri meninggalkan semut-semut itu. Dan kembali melanjutkan perjalanan dengan nyanyiannya. Tam tam tam tatam.. ta ta ta tatam.. tam tam tam tatam…


Doraemon, Aku Pulang……….


Setalah berada di dalam kamarpun Nobita belum menghentikannya nyanyianya. Tidak seperti biasanya, tidak ada rengekan atau aduan pada Doraemon yang sedang menikmati tidur siangnya. Tidak ada kisah sekolah yang membuatnya tidak nyaman hari ini. Namun kebiasaan buruk meletakan tas sekolah sembarangan tidak berubah. Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi Nobita. Kalender yang menempel di dinding kamarnya beberapa saat diperhatikan Nobita, nyanyianya pun berhenti. Senyumnya merekah sangat lebar, matanya berbinar-binar penuh harapan akan kebahagiaan yang dianggapnya akan datang beberapa saat lagi. Hari ini, Tanggal 7 Agustus 1969, Hari Ulang Tahun Nobita yang ke 10.


Doraemon terbangun mendengar teriak manja Nobita yang sedang bahagia. Nobita benar-benar yakin di hari ini akan mendapat kebahagiaan. Apalagi saat Doraemon memberitahu bahwa ibunya pergi belanja membeli sesuatu. Teriaknya semakin girang.


“Nobita…..”


Panggil ibunya di balik pintu kamar. Nobita sangat senang mendengarnya. Dibukanya pintu, lalu menyambut ibunya dengan senyumnya yang sangat lebar. Namun, pemandangan tiba-tiba berubah.


Nobita!!! Teriak ibunya. Teriakan yang penuh emosi dan ketidak senangannya dengan kebiasaan Nobita yang suka menyimpan tas sekolah dimana saja. Berawal dari tas itu, nasihat ibu Nobita pun merembet pada PR sekolah yang selalu dilupakan Nobita. Nasihatnya terus berlanjut membahas banyak kegiatan Nobita yang buruk. Nobita masih tidak percaya dengan semua ini. Ibunya melupakan harinya yang sangat penting, yang seharusnya dia dimanja pada hari ini dengan berbagai ucapan yang menyenangkan dan juga hadiah-hadiah ulang tahun yang berharga. Di sela-sela rentetan nasihat yang terus diucapkan ibunya, Nobita melirik angka (tanggal) 7 yang telah dilingkarinya dengan pena berwarna merah di sebuah kalender. Doraemon pun melakukan hal yang sama, dia melirik tanggal yang telah ditandai Nobita, lalu dia menatap Nobita, dan tertunduk penuh simpati pada kesedihan Nobita.


Di langit tiba-tiba awan mendung bergulung dan mengeluarkan sambaran petir. Tidak lama kemudian hujan turun. Tidak tahan hari ulang tahunnya dilupakan. Nobita lari meninggalkan ibunya dan Doraemon. Sambil berlari Nobita merebut tas sekolah yang sedang dipegang ibunya. Melemparkannya ke lantai lalu menginjaknya. Tangisnya meledak-ledak setelah langkah kecilnya meninggalkan rumah. Airmatanya tersamarkan dengan tetesan air hujan yang membasahi wajahnya. Hujan semakin deras.


Tindakan nekat Nobita ini tidak membuat dirinya lebih baik. Sepulangnya dia melepaskan kekesalannya dan kesedihannya, kedua orang tuanya kembali memarahinya dengan nasehat-nasehat yang semakin membuatnya tertekan dan bersedih.


Di sudut kamar Nobita menangis terisak-isak. Doraemon hanya duduk tertunduk tidak bisa melakukan apapun. Tidak ada sesuatu yang terdengar dari dalam kamar itu selain isak tangis yang semakin menampakan kekecewaan dan kesedihan.


Nobita lalu berdiri dan melepaskan nafasnya. Menenangkan diri dan menghentikan tangisnya. Lalu dia mengambil beberapa buku dan pakaian, dimasukannya semua itu ke dalam tas sekolahnya. Doraemon hanya bisa duduk dan menyaksikan semua itu, tidak ada sepatah kata pun yang diucapkan. Sebelum Nobita pergi meninggalkan kamarnya, dia melihat kalender lagi, melihat angka 7. Kemudian mencoret-coret angka itu dengan penuh emosi. Nobita pergi meninggalkan rumah. Payungnya dibuka untuk melindunginya dari hujan. Di langit terdengar suara petir yag menggelegar.


Tidak ada sesuatu yang berada di dalam pikiran Nobita selain kemarahan orang tuanya yang terlalu membuatnya tertekan. Kata-kata orang tuanya terus menari-nari di dalam pikirannya. Nobita berjalan tak tentu arah, hanya mengikuti kakinya melangkah. Kesedihannya tidak berhenti. Dia melupakan makan siang dan sahabat setianya, Doraemon.


Langit terus menyirami Bumi dengan hujan yang terus turun, kadang kilat menyala-nyala di langit dibarengi dengan suara petir yang menggelagar,pemandangan kota semakin gelap dan basah. Nobita semakin jauh meninggalkan rumah. Doraemon tidak terlihat melayang menggunakan baling-baling bambu. Sekarang Nobita benar-benar sendirian.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar